Langsung ke konten utama

Sebuah Goresan kata hati


Resapilah

Tidak semua hal
Yang indah dalam  logika
Akan terasa indah dalam rasa

Seperti halnya pantai
Dengan debur ombak yang
Menghempas pasir
Juga riuh angin
Yang  bertiup perlahan

Dalam logika
Mungkin semua akan terasa indah
Namun dalam rasa
Semua akan terasa mencekam

Debur ombak adalah jerit pasir
Saat ombak menghempasnya
Riuh angin adalah rintihan
Dari serpihan jiwa yang terbuang
Dan dihempaskan
Dihamparan pasir


AKU

Ku akui aku tak lebih
Dari awan hitam yang rapuh
Sedikit saja angin menerpaku
Maka aku akan hancur
Menjadi tetes-tetes air hujan

Namun satu yang kubangga dariku
Bahwa akulah awan hitam
Yang menjadi atap
Bagi jiwa-jiwa yang gersang
Dan sejukkan mereka

Walau aku telah hancur
Menjadi tetes-tetes air hujan
Aku kan tetap sejukkan mereka

Sesal dan Keabadian

Aku adalah seekor burung
Yang takut terjatuh
Karena khawatir akan patahnya sayap
Dan lebih memilih
Untuk menetap di dalam sarang

Maka tinggalkanlah aku
Bersama rasa takut
Dan semua kekhawatiran yang ada
Biarkanlah aku mati terkapar
Dan membusuk dalam sarang

Karena mungkin hanya inilah
Yang mampu membuatku terbang
Bersama rasa sesal
Yang mengantarku pada keabadian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dendang Sepotong Bulan

Dendang Sepotong Bulan Karya : Kinanthi Anggraini melingkari tembang langit yang membiru menjadi cuaca yang pecah saat purnama mengkrista,membuka senyumu dan gerhana permata menghujani bumi dengan intan-mutiara dimatamu kerinduan yang menebal di negeri bulan tempat singgasana cuaca yang teragungkan telah menanti manusia hujan berpayung biru,memegang lentera awan kami menjahit buah hati di lembah kuning gading lembah yang mngedepankan madu lebah kuning di pinggir sungai susu bercampur aroma pandan yang tumbuh gula pasir di setiap tepian disanalah bunga tersenyum pada tumpuan cahaya tempat sungai yang bergegas menemui kekasihnya sementara kabut bergelayut dengan manja memulas dilema,mengirim surat dengan bahasa gemercik air,dalam desau daun yang mengalir mengubah kelopak menjadi derai rambut berhelai emas. bermahkota lipatan kuntum bunga menjuntai sebatas dada dan pinggul yang mengundang kupu-kupu yang siap terbang mengitari jelmaan laurel, beraroma surga seg

Puisi: Resah

Kau terhenyuh kedalam angan-angan Terlalu sulit untuk dilupakan Kedalam hati bukan sekedar kehampaan Hembusan angin mulai melirik ke-telinga Perasaan gugup akan menyelimuti kedalaman hati Perhatian akan mulai tertuju Pada satu titik hanya keangkuhan Tak ada lagi ruang untuk bernafas dalam ruang sunyi Kau mungkin tahu apa artinya? Terkadang aku lupa apa itu kehidupan sejati Semua hanya kerapuhan hidup Kehancuran menuju akan keabsahan hidup sejati Terkadang rasa sunyi menyelimuti Mencoba untuk mengisinya dengan alunan musik Kerajaan sang penakluk semakin luas Bisakah dia mengusai hatiku?

Mira Lesmana Perkenalkan Wajah Indonesia dengan Film Sokola Rimba

25 Oktober 2013   Posted By: Alit Bagus Ariyadi dari http://www.21cineplex.com Mira Lesmana kembali berduet dengan sutradara Riri Riza untuk membuat film terbaru berjudul   Sokola Rimba , dibawah naungan rumah produksi Miles Films. Film ini mengisahkan tentang perjuangan seorang Butet Manurung yang rela mengajar Anak Rimba di pedalaman hutan Bukit Dua Belas, Jambi.   Sokola Rimba   adalah film adaptasi buku Butet Manurung di tahun 2007 yang berjudul sama. Buku tersebut berisikan berbagai pengalaman luar biasa yang dilalui Butet mulai dari pengalaman yang indah hingga yang menegangkan. Dedikasinya yang tinggi sebagai pengajar didaerah pedalaman hutan membuatnya dianugerahi 'Heroes of Asia Awards 2004' majalah Time.   Darisanalah Mira mengaku mulai mengagumi sosok Butet hingga pada akhirnya mereka berjodoh untuk bekerjasama dalam pembuatan film Sokola Rimba. Bagaimana awal mulanya jalinan kerjasama tersebut, dan pengalaman seru seperti apa yang dialami Mira dan Riri