ESAI
Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya (Depdikbud, 1997:
270 ).
H.B. Jasin mengemukakan bahwa kritik kesusastraan adalah
pertimbangan baik atau buruk suatu hasil kesusastraan. Pertimbangan itu
disertai dengan alasan mengenai isi dan bentuk karya sastra.
Widyamartaya dan Sudiati (2004 : 117) berpendapat bahwa kritik
sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat, dan
pertimbangan yang adil terhadap baik-buruknya kualitas, nilai, kebenaran
suatu karya sastra.
Memberikan kritik dan esai dapat beromanfaat untuk memberikan
panduan yang memadai kepada pembaca tentang kualitas sebuah karya. Di
samping itu, penulis karya tersebut akan memperleh masukan, terutama
tentang kelemahannya.
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai
disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal
dan formal.
Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Esai Deskriptif: esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.
Esai ekspositori: esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.
Esai naratif: menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.
Esai dokumentatif: memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA, atau panduan Turabian.
Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
- Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
- Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
- Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Langkah-langkah pembuatan esai
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:- Menentukan tema atau topik
- Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
- Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
- Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
- Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
- Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
- Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu :
Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek
apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan
sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan
majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan
pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan
isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut
membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan
nama penulis.
Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis
membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada
para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap
penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari
kehidupan dan watak pribadi tersebut.
Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi
esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya
sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang
hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada
serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan
hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya
kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini
ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian
tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater,
kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer.
Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan
penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu :
Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek
apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan
sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan
majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan
pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan
isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut
membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan
nama penulis.
Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis
membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada
para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap
penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari
kehidupan dan watak pribadi tersebut.
Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi
esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya
sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang
hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada
serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan
hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya
kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini
ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian
tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater,
kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer.
Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan
penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu :
Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek
apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan
sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan
majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan
pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan
isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut
membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan
nama penulis.
Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis
membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada
para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap
penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari
kehidupan dan watak pribadi tersebut.
Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi
esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya
sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang
hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada
serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan
hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya
kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini
ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian
tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater,
kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer.
Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan
penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu :
Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek
apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan
sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan
majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan
pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan
isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut
membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan
nama penulis.
Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis
membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada
para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap
penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari
kehidupan dan watak pribadi tersebut.
Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi
esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya
sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang
hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada
serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan
hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya
kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini
ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian
tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater,
kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer.
Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan
penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu :
Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek
apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan
sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan
majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan
pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan
isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut
membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan
nama penulis.
Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis
membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada
para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap
penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari
kehidupan dan watak pribadi tersebut.
Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi
esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya
sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang
hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada
serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan
hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya
kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini
ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian
tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater,
kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer.
Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan
penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
Sumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Tipe EsaiSumber: http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html
Esai Deskriptif: esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.
Esai ekspositori: esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.
Esai naratif: menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.
Esai dokumentatif: memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA, atau panduan Turabian.
Komentar
Posting Komentar