Langsung ke konten utama

Puisi: Tanpa Alasan

Aku tak akan merubah jika tanpa ada alasan
Semua yang kulalui akan menjadi sebuah dilema
Tak pernah kusangka jika akan datang kembali
Serumpun padi yang diikat akan menjadi sebuah filosofi

Berawal dari sebuah kejayaan yang hanya akan menyiksa
Menyiksa batin seorang penyair yang tiggal sebatang kara
Mungkin kau menganggap bahwa semuanya mudah
Tak semudah yang kau pikirkan

Jika semua akan menjadi sebuah kehampaan
Yang menyiksa batin ini sampai akhir menutup mata
Tak kusangka dia datang saat semuanya tanpa ada perlu
Kenyataan yang mungkin hanya akan membuat semuanya menjadi malam gelap

Kerakusan yang selama ini terlihat
Ternyata hanyalah sebuah seenggok permainan yang menyakitkan
Sebuah dilema jika kau menyadarinya
Tak akan ada gunanya jika kau mengelak

Tanpa sebab dan tujuan yang berlaku
Aku sadar bahwa semuanya berawal dari diri sendiri
Sejak mentari terbenam tak ubahnya
Sebuah petaka yang akan menjadi sebuah petaka


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dendang Sepotong Bulan

Dendang Sepotong Bulan Karya : Kinanthi Anggraini melingkari tembang langit yang membiru menjadi cuaca yang pecah saat purnama mengkrista,membuka senyumu dan gerhana permata menghujani bumi dengan intan-mutiara dimatamu kerinduan yang menebal di negeri bulan tempat singgasana cuaca yang teragungkan telah menanti manusia hujan berpayung biru,memegang lentera awan kami menjahit buah hati di lembah kuning gading lembah yang mngedepankan madu lebah kuning di pinggir sungai susu bercampur aroma pandan yang tumbuh gula pasir di setiap tepian disanalah bunga tersenyum pada tumpuan cahaya tempat sungai yang bergegas menemui kekasihnya sementara kabut bergelayut dengan manja memulas dilema,mengirim surat dengan bahasa gemercik air,dalam desau daun yang mengalir mengubah kelopak menjadi derai rambut berhelai emas. bermahkota lipatan kuntum bunga menjuntai sebatas dada dan pinggul yang mengundang kupu-kupu yang siap terbang mengitari jelmaan laurel, beraroma surga seg

Puisi: Resah

Kau terhenyuh kedalam angan-angan Terlalu sulit untuk dilupakan Kedalam hati bukan sekedar kehampaan Hembusan angin mulai melirik ke-telinga Perasaan gugup akan menyelimuti kedalaman hati Perhatian akan mulai tertuju Pada satu titik hanya keangkuhan Tak ada lagi ruang untuk bernafas dalam ruang sunyi Kau mungkin tahu apa artinya? Terkadang aku lupa apa itu kehidupan sejati Semua hanya kerapuhan hidup Kehancuran menuju akan keabsahan hidup sejati Terkadang rasa sunyi menyelimuti Mencoba untuk mengisinya dengan alunan musik Kerajaan sang penakluk semakin luas Bisakah dia mengusai hatiku?

Mira Lesmana Perkenalkan Wajah Indonesia dengan Film Sokola Rimba

25 Oktober 2013   Posted By: Alit Bagus Ariyadi dari http://www.21cineplex.com Mira Lesmana kembali berduet dengan sutradara Riri Riza untuk membuat film terbaru berjudul   Sokola Rimba , dibawah naungan rumah produksi Miles Films. Film ini mengisahkan tentang perjuangan seorang Butet Manurung yang rela mengajar Anak Rimba di pedalaman hutan Bukit Dua Belas, Jambi.   Sokola Rimba   adalah film adaptasi buku Butet Manurung di tahun 2007 yang berjudul sama. Buku tersebut berisikan berbagai pengalaman luar biasa yang dilalui Butet mulai dari pengalaman yang indah hingga yang menegangkan. Dedikasinya yang tinggi sebagai pengajar didaerah pedalaman hutan membuatnya dianugerahi 'Heroes of Asia Awards 2004' majalah Time.   Darisanalah Mira mengaku mulai mengagumi sosok Butet hingga pada akhirnya mereka berjodoh untuk bekerjasama dalam pembuatan film Sokola Rimba. Bagaimana awal mulanya jalinan kerjasama tersebut, dan pengalaman seru seperti apa yang dialami Mira dan Riri