Langsung ke konten utama

Press Release Cinta Brontosaurus


www.radityadika.com 

  Halo sahabat blogger lama , sudah beberapa bulan ini aku gak ngepost kali ini aku akan ngepost tentang idola gue yaitu Raditya Dika tentang filmnya CINTA BRONTOSAURUS. 

 
Film Cinta Brontosaurus sebentar lagi tayang. Buat yang tinggal di Jakarta – Bandung, dan mau meet and greet bersama pemain-pemain filmnya (termasuk gue hehe), ini info-nya. Silakan klik untuk memperbesar:
Buat yg emang matanya siwer, ini jadwal lengkapnya:
Rabu, 8 Mei 2013: Mega Bekasi XXI pukul 12.00
Kamis, 9 Mei 2013: Bogor Trade Mall XXI pukul 12.00, Botani Square XXI pukul 15.30
Jumat, 10 Mei 2013: Karawaci 21 pukul 12.00, Metropolis 21 pukul 15.00
Sabtu, 11 Mei 2013: Bandung Indah Plaza XXI pukul 12.00, Trans Super Mall XXI pukul 14.30
Minggu, 12 Mei 2013: Blok M Square 21 pukul 12.00
I’ll see you guys there!

 Press Release Cinta Brontosaurus



Di bawah ini adalah press release untuk film Cinta Brontosaurus yang kami sebar ke media-media,
gue sengaja post di sini khusus untuk pembaca blog pribadi gue ini.

design untuk avatar twitter Cinta Brontosaurus
Press release film Cinta Brontosaurus terdiri dari empat bagian: 1) Catatan Pemeran Utama dan Penulis (gue! haha), 2) Catatan Produser (Pak Parwez), 3) Catatan Sutradara (Fajar Nugros), dan 4) Sinopsis Film.
Silakan dibaca,
dan jangan lupa Cinta Brontosaurus tayang 8 Mei 2013.
********************
1) Catatan Pemeran Utama dan Penulis – Raditya Dika
Pertama-tama saya harus nyatakan dari awal bahwa cerita film Cinta Brontosaurus berbeda dengan cerita dari buku kedua saya yang berjudul sama, Cinta Brontosaurus (Gagasmedia, 2006). Film ini adalah film yang menyinggung buku tersebut, tapi tidak serta-merta mengangkat secara utuh cerita-cerita di dalamnya. Film ini adalah sebuah adaptasi yang nyeleneh, karena saya ingin menghadirkan rasa dan dimensi komedik yang berbeda pada filmnya.
Inti film ini adalah keresahan pribadi saya soal cinta, yaitu pertanyaan: apa memang cinta bisa kadaluarsa?Film ini akan menjawab pertanyaan itu. Tentu dengan gaya komedi yang selama ini menjadi andalan saya: komedi yang lincah dan cerkas.
Semua ilmu yang saya pelajari dalam penulisan skenario saya praktekkan dalam menulis skenario Cinta Brontosaurus. Cinta Brontosaurus menghadirkan ritme komedik yang cepat ala Malam Minggu Miko, sebuah serial TV yang saya ciptakan. Skenario Cinta Brontosaurus juga menghadirkan nuansa light romance yang contemplative seperti karya-karya idola saya Woody Allen. Di dalam skenarionya juga ada scene imajinasi yang berlebihan, flashback-flashback komedik pendek, dan dialog yang absurd. Jurus-jurus favorit saya.
Total waktu pengerjaan skenario-nya selama 1,5 tahun, dan tujuh kali ditulis berulang kali. Ini membuat saya bangga, bahwa skenario film Cinta Brontosaurus mungkin skenario yang paling rapih, komedik, dan personal yang pernah saya kerjakan.
********************
2) Catatan Produser – Chand Parwez Servia
Saya mengenal Raditya Dika melalui buku-bukunya, nakal tapi bernas. Menghadirkan tulisan tentang peristiwa-peristiwa yang dialaminya menjadi bacaan yang ringan tapi filosofis. Melalui buku tulisannya, kita bisa tertawa atau menertawakan diri kita sendiri. Justru dengan cara seperti itu kita memahami ‘kekurangan’ dan memperbaikinya.
Cinta Brontosaurus berbicara tentang cinta yang rumit sejalan bertambahnya usia, padahal saat kanak-kanak kita hanya mengenal cinta monyet. Justru kerumitan itu terjawab melalui tokoh Edgar adiknya Dika yang masih SD. Edgar nyeletuk lepas saat ditanya Dika tentang alasannya menyukai Jasmine, teman SD nya, ‘apakah perlu alasan saat hati memilih?’
Bagi Starvision adalah sebuah kebanggaan bisa mengadaptasi buku Cinta Brontosaurus menjadi film komedi romantic yang skenarionya juga ditulis oleh Raditya Dika yang berperan sebagai tokohnya. Kepiawaian Dika dalam menulis sudah tidak diragukan lagi, ditambah kehandalannya sebagai aktor yang diasahnya melalui stand up comedy, menjadikan Cinta Brontosaurus film yang lengkap tentang pencarian cinta, karier dan tentang keluarga.
Kehadiran bintang pendukung dari 3 generasi yang mendukung Raditya Dika : Eriska Rein, Soleh Solihun, Dewi Irawan, Meriam Bellina, Bucek, Tyas Mirasih, Pamela Bowie, Dimas Gabra, M Griff, Rachel Patricia, Ronny P Tjandra, Ario Prabowo, Lana Girlly, Lani Girlly, Rizka Wulandari, Fikri Ramdhan, Joe P Project, Aelke Mariska, Moammar Emka, Yadi Sugandi, Dwi Putrantiwi, Richa Iskak dan Ence Bagus, melengkapi Cinta Brontosaurus sebagai tontonan semua usia dari remaja, orang tua hingga anak-anak.
Dieksekusi apik oleh Fajar Nugros sebagai sutradara dan Yadi Sugandi sebagai penata kamera senior, film Cinta Brontosaurus tambah menarik secara visual dan lebih luas dari bukunya. Gambar disunting oleh Cesa David Luckmansyah, sedangkan musik digarap oleh Andhika Triyadi, sedangkan Khikmawan Santosa kembali berperan sebagai penata suara. Pengerjaan post sepenuhnya dikerjakan Technicolor – di Bangkok.
********************
3) Catatan Sutradara – Fajar Nugros
Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan mengerjakan film Cinta Brontosaurus ini. Saya membaca buku-buku karya Raditya Dika, dan karenanya saya sadar, bahwa saya bukan orang yang cukup lucu untuk menyutradarai film yang skenarionya diadaptasi dari buku oleh penulisnya sendiri yang dikenal sebagai comic (comedian stand up comedy). Maka hari itu, saat tengah menonton bola di Gelora Bung Karno dan telepon dari pak Parwez masuk menawarkan skenario Cinta Brontosaurus, saya terkaget-kaget dan ragu, mampukah saya?
Tapi kemudian saya membaca skenario Cinta Brontosaurus itu, dan mendapati bahwa kisah ini adalah tentang keyakinan seorang laki-laki akan cintanya. Si tokoh mencari adakah cinta yang abadi itu, cinta yang tak kadaluarsa. Cinta masa kecil yang sederhana itu, yang biasa disebut cinta monyet, berubah rumit seiring usia, begitu banyak hal kecil yang menjadi besar dalam cinta orang dewasa, seperti besarnya Brontosaurus, dan itu membuat dirinya ragu, adakah cinta sejati?
Dan karena keyakinan intisari film inilah, maka saya pun berani untuk menyutradarainya ke layar lebar. Semua tokoh dalam film ini memiliki keyakinannya masing-masing. Dika yang yakin tak akan menemukan cinta sejati. Kosasih, agen Dika yang yakin akan cintanya pada Wanda sang istri. Mr Soe, produser film yang yakin bahwa film hantu adalah film yang akan selalu laris. Keyakinan-keyakinan mereka itu berkelindan dan bersinggungan hingga memberi jawaban pada Dika, pada kita semua, seperti apakah Cinta Brontosaurus itu sesungguhnya.
Dulu sebelum saya menikah, setiap teman saya hendak akad nikah, dari Iqbal Rais hingga mas Hanung Bramantyo, saya selalu bertanya, apa yang membuat mereka yakin untuk menikah. Bisa yakin bahwa perempuan yang akan mereka nikahi itu adalah jodoh mereka. Dan perasaan-perasaan mencari keyakinan itulah yang saya pakai saat mengerjakan film ini. Hingga, usai penonton menikmati film Cinta Brontosaurus ini, yang ragu akan jadi yakin. Dan yang sudah yakin akan semakin memupuk keyakinan mereka.
Tentang komedi yang membungkus film ini, kita akan melihat Raditya Dika yang lebih human. Bahwa semakin serius situasi yang dibangun film ini, dan semakin dalam emosinya, nuansa komedinya akan semakin kuat. Dan saya yang semula ragu karena merasa bukan orang yang lucu, menjadi yakin saat mengerjakan film ini.
Cinta Brontosaurus adalah film hiburan yang meyakinkan!
********************
4) Sinopsis Film
Dika (Raditya Dika) adalah seorang penulis yang baru saja putus cinta dengan Nina (Pamela Bowie), pacarnya setelah sekian lama. Semenjak putus cinta ini, dia percaya bahwa cinta bisa kadaluarsa. Kosasih (Soleh Solihun), agen naskah Dika, mencoba untuk membuat Dika yakin terhadap cinta kembali, seperti Kosasih yakin dengan calon istrinya Wanda (Tyas Mirasih). Usaha ini, membawa Dika ke dalam serangkaian perkenalan dengan perempuan-perempuan absurd.
Namun, cinta bisa datang tanpa persiapan. Seperti saat Dika bertemu dengan Jessica (Eriska Rein), seorang perempuan yang jalan pikirannya sama anehnya dengan Dika. Semakin Dika kenal dengan Jessica, semakin dia bertanya: apa benar cinta bisa kadaluarsa?
Di sisi yang lain, Mr. Soe Lim (Ronny P. Tjandra), menawarkan untuk memfilmkan buku Dika, yang berjudul Cinta Brontosaurus. Tertarik, Dika berusaha untuk menulis skrip film tersebut. Masalah mulai timbul ketika di tengah jalan, Mr. Soe Lim mencoba untuk mengubah naskah asli Dika menjadi film horror yang sedang laku.
Film ini adalah perjalanan Dika untuk memahami cinta, yang justru dia dapatkan dari pengalamannya bersama Jessica, teman, dan keluarganya sendiri.
Temukan jawaban apakah cinta yang masih tersisa dalam hidup kita, masih cinta monyet yang unyu, atau seperti yang Dika alami: Cinta Brontosaurus yang penuh ragu-ragu?
Saksikan mulai 8 Mei 2013 di bioskop-bioskop kesayangan Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dendang Sepotong Bulan

Dendang Sepotong Bulan Karya : Kinanthi Anggraini melingkari tembang langit yang membiru menjadi cuaca yang pecah saat purnama mengkrista,membuka senyumu dan gerhana permata menghujani bumi dengan intan-mutiara dimatamu kerinduan yang menebal di negeri bulan tempat singgasana cuaca yang teragungkan telah menanti manusia hujan berpayung biru,memegang lentera awan kami menjahit buah hati di lembah kuning gading lembah yang mngedepankan madu lebah kuning di pinggir sungai susu bercampur aroma pandan yang tumbuh gula pasir di setiap tepian disanalah bunga tersenyum pada tumpuan cahaya tempat sungai yang bergegas menemui kekasihnya sementara kabut bergelayut dengan manja memulas dilema,mengirim surat dengan bahasa gemercik air,dalam desau daun yang mengalir mengubah kelopak menjadi derai rambut berhelai emas. bermahkota lipatan kuntum bunga menjuntai sebatas dada dan pinggul yang mengundang kupu-kupu yang siap terbang mengitari jelmaan laurel, beraroma surga seg

Puisi: Resah

Kau terhenyuh kedalam angan-angan Terlalu sulit untuk dilupakan Kedalam hati bukan sekedar kehampaan Hembusan angin mulai melirik ke-telinga Perasaan gugup akan menyelimuti kedalaman hati Perhatian akan mulai tertuju Pada satu titik hanya keangkuhan Tak ada lagi ruang untuk bernafas dalam ruang sunyi Kau mungkin tahu apa artinya? Terkadang aku lupa apa itu kehidupan sejati Semua hanya kerapuhan hidup Kehancuran menuju akan keabsahan hidup sejati Terkadang rasa sunyi menyelimuti Mencoba untuk mengisinya dengan alunan musik Kerajaan sang penakluk semakin luas Bisakah dia mengusai hatiku?

Mira Lesmana Perkenalkan Wajah Indonesia dengan Film Sokola Rimba

25 Oktober 2013   Posted By: Alit Bagus Ariyadi dari http://www.21cineplex.com Mira Lesmana kembali berduet dengan sutradara Riri Riza untuk membuat film terbaru berjudul   Sokola Rimba , dibawah naungan rumah produksi Miles Films. Film ini mengisahkan tentang perjuangan seorang Butet Manurung yang rela mengajar Anak Rimba di pedalaman hutan Bukit Dua Belas, Jambi.   Sokola Rimba   adalah film adaptasi buku Butet Manurung di tahun 2007 yang berjudul sama. Buku tersebut berisikan berbagai pengalaman luar biasa yang dilalui Butet mulai dari pengalaman yang indah hingga yang menegangkan. Dedikasinya yang tinggi sebagai pengajar didaerah pedalaman hutan membuatnya dianugerahi 'Heroes of Asia Awards 2004' majalah Time.   Darisanalah Mira mengaku mulai mengagumi sosok Butet hingga pada akhirnya mereka berjodoh untuk bekerjasama dalam pembuatan film Sokola Rimba. Bagaimana awal mulanya jalinan kerjasama tersebut, dan pengalaman seru seperti apa yang dialami Mira dan Riri