Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Senjakala Sastra?

Alkisah , kalangan filosof jerman pernah memusuhi sastra, meremehkan sastra dlm konstruksi dunia modern .Immanuel Kant (1724-1804)menganggap: "Membaca novel itu melemahkan ingatan dan menghancurkan karakter". Konon ,anggapan ini merupakan gaung filsafat Plato: menampik puisi sbg momok moralitas. kita menerima sangkaan itu dalam tegangan pemihakan antara nalar dan imajinasi.Filsafat membuat semainan rasionalitas untuk mengucap dan membentuk dunia. kuasa rasionalitaspun menepikan sastra, menginferiorisasi imajinasi, merubuhkan cerita .Zaman modern seolah bergerak dengan arogansi rasionalitas tapi imajinasi tak mati. Memori ironi sastra itu hendak disanggah oleh J Hillis Miller dengan menguak perdebatan sengit sastra. Pertanyaan apa itu sastra diajukan kembali demi merengkuh hakikat sastra dalam zaman teknologis. Miller mengabarkan:"Akhir sastra sudah di depan mata. Era sastra sudah hampir berakhir." Kabar ini mirip lelucon di9ni hari, memberi luka dan